Nasi campur khas pulau dewata ini sangat legendaris. Dulu, kalau mampir ke pantai Sanur harus jajan nasi racikan Men Weti ini. Lauknya beragam, dari jukut urap, suwir ayam, ikan tuna pedas plus kerupuk kulit ayam. Sengatan pedasnya makin terasa nikmat saat nasi disuap dengan tangan. Hmm... dangerously delicious!
Saat pantai Kuta belum sepopuler sekarang, pantai Sanur merupakan lokasi ideal buat menikmati matahari terbit. Kehangatan sinar mentari pagi ini memang paling pas diiringi dengan sarapan yang menyegarkan dan menarik semangat. Nasi Pantai demikian julukan populer nasi racikan Men Weti yang berlokasi di Jl. Segara Ayu Sanur.
Warung Men Weti yang sederhana nyaris tak pernah lengang oleh antrian pengunjung. Ukurannya yang kecil tak jadi penghalang bagi pengunjung mampir. Pengunjung yang biasanya selesai bermain di pantai Segara dengan perut kosong tentunya bakal tergiur dengan seretan baskom dan piring lebar berisi aneka lauk-pauk.
Jika sedang padat pengunjung, antrian bisa memakan waktu sampai 30 menit. Tetapi aroma dan rasa dahsyat lauk khas Men Weti ini bikin orang ketagihan dan rela antri seperti saya. Lauk yang dijajarkan banyak ragamnya. Ayam betutu, sate lilit, telur bumbu tomat pedas, jukut urap, ikan berbumbu, daun ubi bumbu cabai, kacang tanah goreng, kulit ayam goreng dan sambal matah.
Akhirnya saya menerima pesanan sepiring nasi campur. Nasi putih kelilingi aneka lauk. Seperti ayam betutu, dari ayam kampung yang empuk gurih dan pedas segar. Ayam goreng berwarna cokelat keemasan dan ikan pindang awan, ikan laut direbus kemudian digoreng kembali kemudian dicampur bumbu pedas. Kuah dari ikan pindang ini terkenal di Bali sebagai salah satu bahan utama rujak kuah pindang.
Jukut urap yang selalu jadi lauk wajib. Tersiri dari rebusan kacang panjang, bayam, tauge yang dicampur dengan parutan kelapa bakar. Aromanya wangi segar dan taburan kacnag tanah goreng bikin rasanya crunchy enak di lidah!
Telur rebus yang diselimuti sambal tomat cabai yang kemerahan juga tak kalh sedap. Sedikit asam dan pedas rasanya. Suapan nasi campur ini paling pas dilakukan dengan jari jemari tangan. Adukan nasi dengan lauknya terasa lebih menyatu. Di mulut pun terasa sensasi pedas menggigit, gurih, crunchy yang sungguh alami.
Rasa pedas nasi campur ini dipicu oleh sambal matah khas Bali. Sambal ini terbuat dari cabe yang dipotong kecil dicampur garam kemudian digoreng dengan minyak kelapa murni hingga cabe sedikit layu tapi tetap segar saat digigit. Sambal ini sebelum disajikan dicampur dengan bawang goreng gurih dan renyah.
Yang menjadi ciri khas nasi Men Weti ini adalah kulit ayam yang renyah gurih yang jadi salah satu favorit pengunjung. Rasanya kriuk renyah menambah sensasi lezat dan ramai di lidah saat dikunyah. Wah, butiran keringatpun mulai memenuhi dahi. Sengatan bumbu cabai nasi campur ini terasa enak dan mantap di lidah meskipun berakhir dengan rasa panas di lumut.
Hmm...pagi yang hangat terasa makin segar setelah mengudap nasi Men Weti sebagai sarapan. Semilir angin pantaipun muali terasa hangat karena matahari meninggi. O,ya buat menebus kenikmatan ini saya cukup membayar Rp. 15.000,00. Tentu saya bakal kembali lagi!
Nasi Campur Ayam Kampung Men Weti
Jl. Pantai Segara Sanur
Denpasar, Bali
Buka Jam 06.00 - 14.00 WITA
Oleh : suardana
Sumber : http://www.travelerbali.com
Senin, 18 April 2011
Sengatan Pedas Nasi Campur Men Weti
06.35
No comments
0 comments:
Posting Komentar