Wisata Kuliner di Bali Bareng Pak De Manbull

Info Wisata Kuliner, Tempat Belanja, Tips-Tips Menarik di Pulau Dewata Bali, rekomendasi bagi wisatawan domestik.

Maaak Nyeeessss

Info Wisata Kuliner, Tempat Belanja, Tips-Tips Menarik di Pulau Dewata Bali, rekomendasi bagi wisatawan domestik.

Jelajahi Masakan Bali Tempo Dulu...

Jelajahi aneka masakan tradisonal tempo dulu, yang kini sudah mulai jarang dijual di warung makan di Bali.

Liburan di Bali sambil berwisata kuliner

Menikmati alam dan budaya Bali sambil menikmati wisata kuliner

Dapatkan Tips menarik disini...

Tips dan artikel menarik yang selalu update...

Rabu, 07 Agustus 2013

Go Gonk Kuliner Adventure - Nasi Sela Taluh Kana Men Unyil

Beritabali.com, Badung. Anda pecinta kuliner yang rada-rada ekstrim ?  Jika Anda sedang lewat wilayah Mengwi, Kabupaten Badung, tak ada salahnya mencoba  menu Nasi Sela Taluh Kana ala Men Unyil. Makanan apa pula itu ya?

Warung sederhana Men Unyil ini ada di area pasar Mengwi. Warung ini buka mulai pukul 4 sore sampai 10 malam.

Menu khas di warung ini adalah nasi campur taluh kana.  Harganya pun cukup murah, yakni hanya Rp 8 ribu se porsinya.

Dalam satu porsi nasi campur ini terdapat nasi sela (ketela), jukut (sayur) bejek,  ada grago (udang kecil kecil), kacang tanah, jukut atau sayur bejek bumbu kalas (santan, daging, base gede) sambal bongkot, dan ayam betutu yang disuwir.

Menu ini menjadi spesial karena ada taluh kana, be (daging)  meri (anak bebek) di dalamnya.

"Taluh kana ini khasnya, hanya ada di Desa Mengwi. Telur ini didapatkan dari tempat penetasan itik (bebek), jadi telur  yang tidak berhasil menetas kita olah lagi menjadi makanan,"jelas Men Unyil.

Selain ada telur kana goreng, menu ini juga berisi meri atau anak bebek yang mati saat menetas. Meri ini disajikan dengan cara digoreng kering.

Meski menawarkan menu yang tergolong ekstrim, dimana 'limbah' tempat penetasan itik diolah menjadi makanan lezat, warung sederhana ini selalu ramai pengunjung.

" Selalu habis,  sekitar porsi 200 porsi per hari, pembeli dari Mengwi dan sekitarnya,"jelasnya

Nasi campur taluh kana ini mempunyai cita rasa khas bali. Kebersihan makanannya layak,  pelayanan ramah terhadap pengunjung .Walaupun hanya melayani pembeli seorang diri, semua pelanggan mendapat layanan sesuai giliran.

Gogonk Kuliner Adventure merekomendasikan : warung ini layak dikunjungi sebagai varian menu unik di Bali. (gogonk)

Sumber : http://www.beritabali.com/index.php/page/berita/bdg/detail/2013/07/26/Nasi-Sela-Taluh-Kana-Men-Unyil/201307260001

Bebek Bengil Kini Hadir di Dekat Area GWK

Beritabali.com, Badung. Kamis malam (11/7/2013), salah satu restoran asli Bali yaitu Bebek Bengil telah membuka cabang terbaru di suatu lokasi yang strategis yaitu Plaza Amata. Lokasi yang berdekatan dengan wisata Garuda Wisnu Kencana (GWK) Ungasan ini membuat Bebek Bengil semakin mudah dijangkau oleh wisatawan yang berkunjung ke GWK atau menuju Uluwatu.

Sejak didirikan pada tahun 1990 oleh Anak Agung Raka Sueni, saat ini Bebek Bengil telah mempunyai 4 cabang mulai dari Ubud, Jakarta, Nusa Dua dan terakhir di Plaza Amata. Kedepannya, Bebek Bengil akan membuka cabang lainnya diseluruh Indonesia.

Nama Bebek Bengil itu didapatkan oleh Agung Raka Sueni pada saat menjaga warungnya pada sore hari. Ia melihat serombongan bebek dengan kaki yang kotor penuh lumpur melintasi warungnya (orang Bali biasa menyebutnya dengan bebek bengil atau kotor). Hal itu memberikan inspirasi dengan menggunakan nama Bebek Bengil utnuk warungnya. Saat itu Agung Raka hanya mempunyai warung tanpa nama dan belum menjadi Restorant Bebek Bengil.

Pada  acara peresmian cabang ke 4 di Plaza Amata yang dihadiri oleh ratusan udangan. Terlihat dan nampak hadir Ketua PHRI Cokorda Oka Arta Asrdana Sukawati (Cok Ace), perwakilan  Polda Bali yang diwakili oleh Kapolsek Kuta Selatan, Kepala Dinas Pariwisata  Gianyar, serta beberapa pejabat Bank BNI.

Pada saat memberikan sambutannya, Anak Agung Raka Sueni menjelaskan bahwa Restorant Bebek Bengil ini mempunyai konsep Tradisonal tetapi mempunyai wawasan internasional.

"Walaupun bahan utama menggunakan bebek, Bebek Bengil terus berusaha menciptakan menu menu baru dengan menggunakan bahan bebek,"ujarnya.

Pada kesempatan meresmikan pembukaan Bebek Bengil semalam, Ketua HPRI, Cok Ace, menyatakan kekaguman dan kebanggannya kepada pemilik Bebek Bengil, Agung Raka, sebagai pebisnis perempuan yang sukses.

“Jika semua perempuan Bali tangguh dan penuh inovasi seperti ini, Bali akan jauh lebih maju. Saat ini Bali membutuhkan terobosan terobosan baru untuk meningkatkan Pariwisata Bali “ ujar Cok Ace. 

Dalam acara pembukaan restoran bebek bengil ini, para undangan dijamu dengan berbagai macam menu khas Bebek Bengil. Setelah itu pada undangan dipersilahkan untuk menuju pusat oleh oleh Agung Raka yang letaknya masih di dalam area Plaza Amata.

Berbagai macam jenis kerajinan dan oleh oleh dapat diperoleh dengan harga yang cukup terjangkau di sana. (dev)

Sumber : http://www.beritabali.com/index.php/page/berita/bdg/detail/2013/07/12/Bebek-Bengil-Kini-Hadir-di-Dekat-Area-GWK/201107023044

Jumat, 07 Juni 2013

Empat Ibu Ini Ikut Mengangkat Pariwisata Bali Lewat Masakan

Empat orang ibu ini dinilai ikut andil dalam mengangkat pariwisata Bali lewat masakan. Disamping itu, keempatnya juga telah berhasil membuka lapangan pekerjaan bagi banyak pegawai di pulau Bali.

Karena jasanya itulah keempat ibu ini disebut sebagai “empat srikandi kuliner Bali” dalam seminar “Program Doktor Kajian Pariwisata Universitas Udayana” di Denpasar, pada Kamis (2/5/2013).

Sebagai pemakalah dalam seminar itu, tampil Akademisi dari Universitas Udayana Prof I Nyoman Darma Putra, yang mengungkapkan:

    “Secara khusus, saya mengangkat kisah empat srikandi kuliner Bali yang perannya dalam kepariwisataan di daerah kita tidak bisa dikesampingkan.”

Dalam makalah berjudul “Peran Perempuan dalam Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan: Kisah Empat Pahlawan Kuliner Bali”, Darma Putra membahas peran empat orang ibu yang berjasa mengembangkan kuliner Bali.

Adapun keempat ibu yang dimaksudkan, yaitu:
  1. Ibu Made Mash, yang mengembangkan Made’s Warung atau Warung Made di Kuta
  2. Ibu Agung Oka, yang mengembangkan Warung Babi Guling Bu Oka di Ubud
  3. Ibu Warti, yang mengembangkan jasa boga atau catering Nyonya Warti Buleleng; dan
  4. Men Tempeh, perintis sekaligus pengembang Ayam Betutu Gilimanuk
Menurut Prof Darma Putra:

    “Usaha srikandi-srikandi kuliner Bali ini berhasil memanfaatkan kemajuan pariwisata untuk mengangkat citra dan eksistensi kuliner Bali, atau mendukung pembangunan pariwisata di daerah kita lewat pengenalan kuliner Bali kepada wisatawan.”

Meskipun masih dalam sekala kecil-menengah, jelas Prof Darma Putra, usaha kuliner empat ibu yang ia sebut “sri kandi kuliner” tersebut telah ‘go national’ dan ‘go international’, yang selanjutnya mampu membuka banyak lapangan pekerjaan dan peluang usaha baru bagi para pemasok bahan baku. Ia menambahkan:

    “Keberhasilan perempuan Bali mengembangkan kuliner daerahnya tidak saja mesti dihargai dalam penyiapan lapangan kerja tetapi yang tak kalah pentingnya adalah pada prestasi mereka untuk membuat kuliner Bali go-nasional dan go-global.”

Disamping itu, keberhasilan keempatnya juga dinilai membantu menghapus ketakutan akan homogenisasi kuliner global yang dibawa masuk oleh kapitalisme dan industri pariwisata.

Prof Putra mencontohkan usaha Men Tempeh mengangkat menu ayam betutu di daerah Gilimanuk (Jembrana) dalam waktu 35 tahun terakhir, sampai-sampai ayam betutu yang semula merupakan menu “kampung”, pelan-pelan menjadi menu restoran dan merek dagang rumah makan yang beroperasi di Bandara Ngurah Rai, di Denpasar, Jakarta, dan Yogyakarta.

Ia menambahkan:

    “Demikian pula popularitas kuliner babi guling, tak hanya memikat wisatawan lokal dan domestik tetapi juga wisatawan mancanegara.”

Terangkatnya sejumlah kekayaan kuliner Bali dalam konteks perkembangan pariwisata, menurut Darma Putra, bisa dijadikan argumentasi untuk mengatakan bahwa pemanfaatan kekayaan budaya untuk pengembangan kepariwisataan tidaklah melindas kebudayaan itu sendiri tetapi justru ikut melestarikannya. (Via: Antara)

Sumber : http://popbali.com

Kamis, 06 Juni 2013

Mencicipi Sup Gurame Sambas di Renon

Beritabali.com, Denpasar. Daerah Sambas di Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) memiliki kuliner khas yakni sup ikan gurame dan kue bingke. Untuk mencicipinya Anda tidak perlu ke Sambas Kalimantan, karena menu ini kini tersedia di kawasan Renon, Denpasar.

Bagi Anda pecinta kuliner Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) yang berdomisili di Pulau Bali, kini tak perlu risau dengan menu makanan khas Kalbar. Di Pulau Dewata Anda bisa menikmati menu makanan Kalbar. Adalah Restoran The Sambas yang siap memanjakan lidah kuliner Anda. Ya, restoran yang terletak di Jalan Tukad Unda, Renon, Denpasar itu menyajikan menu masakan khas Bumi Katulistiwa.

Sup ikan gurame khas Sambas, adalah menu khas di restoran ini. Rasa kuat dari sup gurame ini adalah rasa asam yang nyangkut sampai di ujung lidah.

"Resepnya adalah menggunakan buah belimbing langsung yang didatangkan dari Sambas," kata Manajer Restoran The Sambas, Yuda Kelana, Kamis (7/3/2013).

Untuk menu sup gurame ini diperlukan satu ekor ikan gurame. Selanjutnya bumbu seperti kunyit, jahe, lengkuas, sereh, bawang putih, bawang merah dihaluskan. Bumbu yang sudah halus itu lalu ditumis sampai harum tercium.

"Sementara ikan gurame direbus sendiri terpisah sekitar 3 menit. Baru guramenya dimasukkan ke bumbu tumis, ditambahkan air," imbuhnya.

Untuk satu porsi sup gurame, Anda hanya perlu mengeluarkan kocek Rp 14 ribu. Cukup murah bukan?

Menu andalan lainnya yang bisa dinikmati di sini adalah kue Bingke. Jajanan khas masyarakat Kalimantan Barat di restoran ini disulap menjadi menu makanan penutup.

"Kue bingke Sambas disajikan setelah makan. Dia menjadi menu penutup," kata  Yuda Kelana.

Tak hanya sekedar kue, bingke Restoran The Sambas juga terdiri dari beberapa variasi. Ada bingke labu, bingke kentang dan bingke pisang.

"Di Kalbar, bingke tak ada rasanya. Tapi di sini kami modifikasi. Di atasnya kami berikan es krim dan gula," beber Yuda.

Yuda menjelaskan, makanan khas Kalbar ini menjadi menu andalan karena sang pemilik restoran, Darwin Iskandar yang asli orang Sambas, Kalimantan Barat. Yuda menjelaskan, kue bingke dibuat dari bahan dasar tepung beras, susu dan telur yang diaduk menjadi satu. Usai itu dimasukkan ke dalam loyang lalu dibakar. Di Kalbar, kue bingke disajikan di saat hari raya bersama kue lapis.

"Seluruh proses memakan waktu sekitar 30 menit," ujarnya.

Sebelum disajikan, kue bingke itu terlebih dahulu dilumuri es krim dan gula sebagai penguat rasa.

"Rasanya khas. Ini resep langsung dari owner. Chief koki hanya mengembangkan saja. Bedanya dengan bingke Papua dan daerah lainnya adalah bingke Kalbar lebih padat," ucap Yuda.

Setengah porsi kue Bingke dibanderol Rp 8 ribu. Sementara satu porsinya Rp 14 ribu," tutur Yuda.

Tak hanya kue Bingke, The Sambas juga memiliki menu khas lainnya yakni Soda Sambas. Minuman ini dicampur dengan sirup dan lemon. Menurut Yuda, soda Sambas juga minuman khas daerah Borneo.

Sambil mencicipi aneka kuliner khas Sambas, pengunjung juga bisa menikmati fasilitas WiFi gratis. Selain itu, di restoran yang berdiri 7 Agustus 2012 itu, Anda juga bisa menikmati fasilitas spa, bodi scrub, bodi mask dan treatment. Harga paling murah, Anda hanya perlu mengeluarkan dana sebesar Rp 30 ribu dan paling mahal Rp230 ribu.

"Kami padukan konsep spa dan restoran karena biasanya seusai spa, pasti lapar. Bagi yang spa, kami berikan kue bingke gratis," demikian Yuda. (bbn/dev)

Sumber : http://www.beritabali.com

Sendawa Tak Kunjung Berhenti? Jahe Hangat Bantu Mengatasinya!

Perut kembung tentu rasanya tak nyaman. Efeknya jadi sering sendawa ataupun buang angin. Perut juga jadi terasa penuh dan tampak lebih tampak buncit. Untuk meredakannya, minum saja jahe hangat ataupun teh mint!

Minuman hangat berbahan rempah memang berkhasiat tinggi, salah satunya untuk atasi sendawa dan buang angin karena efek dari perut kembung. Ini dia beberapa jenis minuman dan tambahan rempah yang bisa bantu mengatasinya.

Sumber : http://food.detik.com